Analisis Drama “Bila Malam Bertambah Malam” Karya Putu Wijaya
Tema :Perjuangan Cinta
Alur :Alur Maju
·
Ditandai dengan tahap perkenalan
nama-nama tokoh di dalam drama.
·
Konflik dimulai saat Gusti Biang duduk
di ruang depan dan tiba-tiba Nyoman datang mengagetkan, sehingga membuat Gusti
Biang muak dan marah kepadanya.
·
Terjadi komplikasi saat Nyoman berusaha
memaksa Gusti Biang untuk meminum obat dan Gusti Biang merasa kalau Nyoman
hendak meracuninya dengan obat tersebut agar Gusti Biang meninggal.
·
Klimaks semakin memuncak ketika Gusti
Biang melontarkan kata-kata kasar kepada Nyoman dan menuduhnya pembunuh. Selain
itu, Gusti Biang juga menuruh Nyoman untuk membayar dan mengembalikan semua
yang pernah diberikannya kepada Nyoman saat Nyoman masih disuh menjadi anak dan
tinggal di rumahnya.
·
Nyoman mulai memutuskan untuk pergi dari rumah Gusti Biang. Dia pergi tanpa
membawa suatu barang pun dari kediaman Gusti Biang.
·
Gusti Biang mulai menyadari kesalahannya
terhadap Nyoman ketika Ngurah, tang dan menyadarkan Gusti Biang akan
perilakunya yang sudah kelewat batas. Selain itu, Ngurah juga memutuskan untuk
mempersunting Nyoman.
Penokohan dan Perwatakan
Tokoh
|
Watak
|
Nyoman
|
Penyabar,
rendah hati.
Ditandai dari sikap Nyoman yang selalu menerima
segala ejekan Gusti Agung dengan sabar dan dia pun tidak berniat ingin
membalasnya, justru memilih untuk diam.
|
Wayan
|
Setia, Patuh pada perintah atasan (Gusti
Biang).
Apapun yang diperintah oleh Gusti Biang, Wayan
selalu menuruti, mungkin karena cintanya kepada Gusti Biang yang tak pernah
luntur sekalipun sudah lanjut usia.
|
Gusti
Biang
|
Pemarah,
pendendam.
Ditandai dengan sikapnya yang selalu marah-marah
terhadap semua yang dilakukan oleh Nyoman, sehingga seolah-olah Nyoman selalu
salah di depannya. Selain itu, Gusti Biang juga mengusir Nyoman
danmenyuruhnya untuk mengembalikan segala sesuatu yang telah diberikan
kepadanya.
|
Ratu Ngurah
|
Pelerai,
penyabar.
Diasaat konflik memuncak antara Gusti Biang,Wayan,
dan Nyoman, Ratu Ngurah datang sebagai penengah dan sebagai tokoh inspiratif
akan perdamaian mereka bertiga.
|
Setting
·
Setting tempat :
@
Di kediaman Gusti Biang, dilihat dari
petunjuk teknis babak pertama yang bertuliskan, “MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI
BIANG.”
@
Di depan rumah Gusti Biang, ditandai
dari petunjuk teknis babak II dan babak IV yang bertuliskan, “DEPAN RUMAH
MALAM.”
·
Setting waktu :
@
Pada malam hari, ditandai dengan
petunjuk teknis pada babak pertama yang bertuliskan, “MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN
GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.”
·
Setting Ruang:
@
Di ruang tamu, kediaman Gusti Biang,
dilihat dari petunjuk teknis babak pertama, adegan II yaitu “DI RUANG DEPAN ADA
KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU.”
@
Tempat tidur Gusti Biang, ditandai di petunjuk teknis babak III, “TEMPAT TIDUR GUSTI BIANG.”
Dialog (Percakapan)
Ragam
bahasa dalam dialog tokoh-tokoh di dalam drama adalah bahasa lisan yang
komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis. Hali ini disebabkan karena drama
adalah potret kenyataan dan drama adalah kenyataan yang diangkat di atas
pentas. Dialog yang digunakan dalam drama ini masih menggunakan bahasa daerah, sekalipun hanya
sedikit, tetapi sudah memperjelas kalau drama tersebut berasal dari daerah
Bali.
Nama-nama
tokoh yang ada dalam naskah ini mengunakan nama-nama daerah yang menjadi ciri khasdari daerah Bali.
Amanat
Jangan
menilai orang dari segi luarnya saja. Menutupi kesalahan diri sendiri itu lebih
buruk daripada menuuh dan mencari-cari kesalah orangg lain.
Petunjuk Teknis
Merupakan
penjelasan mengenai tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik,
keluarnya-masuknya aktor, keras-lemahnya dialog, setting, dan sebagainya.
Petunjuk teknis yang terdapat dalam naskan drama “Bila Malam Bertambah Malam” cukup singkat, tetapi
mampu mewakili suasana di dalam cerita drama tersebut.
Hal ini dikarenakan untuk mempermudah pembaca memahami setiap pergantian
adegan, ekspresi tokoh, dan sebagainya. Petunjuk teknis di awal naskah
mengantarkan pembaca pada latar kejadian peristiwa serta tokoh-tokoh mulai
digambarkan dan dimunculkan. Meskipun prolog dan epilog dalam naskah drama tidak dijabarkan dengan runtun,
tetapi mampu memberikan simpulan cerita secara jelas di terhadap pembaca.