Pages

Minggu, 23 November 2014

Contoh Teks Eksemplum "Hikmah Malam 1 Syuro"

Hikmah Malam 1 Syuro

Abstrak
Pengalaman ini merupakan pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan. Karena, dari pengalaman ini mengajariku untuk selalu mendengarkan dan menaati nasihat orang tua.
Orientasi
            Cerita diawali saat malam minggu, tepatnya 6 bulan yang lalu. Aku diajak pergi dengan teman dekatku, atau bisa dikatakan sebagai kekasihku yang kurang lebih sudah 5 tahun ini kami menjalin hubungan.  Meskipun, telah menjalin hubungan yang cukup lama, kami berdua memang jarang pergi bersama. Hal itu dikarenakan kesibukan kami masing – masing.  jadi, malam itu merupakan malam spesial bagi kami berdua.
            Tepat pukul 18.30 WIB, dia telah sampai dirumahku. Kemudian dia bertemu dengan ibuku. Ia meminta ijin kepada ibuku untuk mengajakku jalan – jalan ke Semarang. Akan tetapi ibuku mengatakan bahwa cuaca mendung dan sudah terlalu malam untuk menempuh perjalanan ke Semarang, serta pada malam itu juga bertepatan pada tanggal 1 Syura.  Akan tetapi, aku berusaha untuk meyakinkan ibuku agar ibuku tidak merasa khawatir dan memberiku ijin untuk pergi ke Semarang.  Lalu ibuku pun menyetujuinya, dengan syarat tertentu, yaitu harus pulang sebelum pukul 22.00 WIB.
            Pada awal perjalanan, aku sudah merasa khawatir, karena cuaca yang tidak mendukung. Selain itu, hari itu juga bertepatan dengan awal bulan Syura. Menurut kepercayaan Jawa, bulan Syura merupakan bulan yang memiliki daya magis tersendiri. Apalagi pada tanggal 1 Syura. Meskipun aku secara pribadi tidak mempercayainya. Namun hal tersebut sempat meresahkan hatiku. Keresahan tersebut semakin diperkuat dengan cuaca yang tidak mendukung dan kondisi jalan raya yang relatif sepi.
Insiden 1
Lalu, setelah seperempat perjalanan, kilat sudah terlihat. Petir pun sudah mulai menyambar. Dan tepat kata ibuku, bahwa hari ini akan turun hujan. Tiba – tiba saja hujan turun dengan derasnya. Aku dan dia berteduh di suatu tempat. Sudah sekitar setengah jam, kami berteduh, namun belum juga hujan reda. Lalu dengan perlahan, hujan pun mulai reda. Tepat pukul 19.30 kami mulai melanjutkan perjalanan kami kembali. Sebelumnya, pada saat kami berteduh, sempat kuutarakan keresahanku padanya yang berkaitan dengan bulan 1 Syura dan nasihat dari ibuku sebelum kami berangkat tadi. Namun karena ia tidak mempercayai dengan hal semacam itu, maka ia mencoba untuk menghiburku dan menenangkan kekhawatiranku itu.
            Kemudian,  sekitar pukul 20.00 WIB kami barulah sampai ke sebuah tempat perbelanjaan di kota Semarang. Disana kami membeli beberapa pakaian serta makan malam. Karena terlalu bahagianya menikmati keindahan kota Semarang, sehingga membuatku lupa akan syarat yang diajukan oleh ibuku.   Lalu, tepat pukul 21.30 WIB ibuku mengirim pesan lewat handphone – ku bahwa sudah malam dan memintaku untuk pulang. Kami pun bergegas untuk pulang.
Insiden 2
            Di perjalanan pulang, tiba – tiba ban motor dari kekasihku bocor. Akhirnya kami memutuskan untuk turun dari motor dan mencari tempat tambal ban. Namun, sepanjang perjalanan kami tidak menemukannya. Setelah kami bertanya kepada seseorang, ternyata kebanyakan semua tambal ban tutup, karena hari ini bertepatan dengan malam 1 Syura. Sudah hampir satu jam kami berjalan, dan tidak menemukan tempat tambal ban. Hatiku sudah cemas, karena saat itu sudah lewat jam yang ditentukan oleh ibuku.
            Sekitar pukul 23.00 akhirnya kami menemukan satu – satunya tempat tambal ban yang buka. Kami menunggu sekitar setengah jam untuk menambal ban. Di sela – sela kami menunggu, ibuku mulai menelponku dengan nada yang cemas. Aku mengatakan tentang kejadian yang aku alami. Kemudian ibuku meminta agar aku segera pulang setelah sudah menambal ban.
Insiden 3
            Lalu, tepat pukul 24.00 WIB, ban motor kekasihku pun sudah dapat dipakai kembali. Akan tetapi ketika dia ingin membayar, baru dia sadari bahwa dompetnya sudah tidak ada di sakunya. Ia pun mulai panik. Dan alhasil akulah yang membayar. Sebelum pulang kami mencari terlebih dahulu dompetnya di sekitar jalan yang kita lalui. Jadi kami kembali lagi ke jalan yang kami lalui sebelumnya. Keadaan itu sangat memakan waktu. Dan membuat aku makin cemas jika aku dimarahi oleh orang tuaku. Sudah satu jam kami mencari akan tetapi tidak menemukan dompet itu. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Insiden 4
            Di perjalanan pulang, tiba – tiba saja lampu depan dari motor yang kami naiki mati. Sehingga membuat kami harus berhenti sebentar dan memeriksa apa yang telah terjadi. Setelah diperiksa, ternyata terdapat kabel yang tidak kencang. Hal itu membuat lampu depan kami menjadi mati. Karena kami tidak membawa peralatan untuk memperbaiki motor. Maka kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Namun dengan pelan – pelan.
Insiden 5
            Kemudian, di tengah perjalanan kami, tiba – tiba hujan turun kembali. Akan tetapi tidak begitu deras. Hanya rintik – rintik. Akhirnya kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Dengan hujan, lampu mati, dompet hilang dan larut malam.
Interpretasi
            Sekitar pukul 01.30 WIB akhirnya kami sampai ke rumahku dengan keadaan badan yang lumayan basah. Setelah bertemu dengan orang tuaku. Aku pun menceritakan semua kejadian yang kualami. Disaat itu pula aku baru sadar bahwa nasihat dan peringatan dari orang tua hendaknya didengarkan dan berusaha dipatuhi. Jika nasihat orang tua tidak dipatuhi maka akan mengakibatkan hal – hal yang tidak diinginkan. Seperti pengalaman yang aku alami 6 bulan yang lalu bersama kekasihku.
Koda
            Dari pengalaman tersebut, aku belajar tentang pentingnya mentaati nasihat orang tua. karena restu orang tua adalah restu Allah juga.




11 komentar: