Legenda Pintu Bledeg
Alkisah, suatu hari Ki Ageng Selo sibuk bekerja
mencangkul disawahnya yang terbentang luas. mendadak hari menjadi mendung,
sebentar kemudian hujan datang dengan derasnya. terpaksalah ki Ageng Selo
berhenti mencangkul. sambil menggerutu sendirian ;” sawah iki kemendungan”.
padahal beberapa ratus meter disekitarnya tidak mendung dan tidak hujan.
pantaslah ki Ageng Selo segera pindah mencangkul di sawahnya yang tidak
kemendungan ( mendung ).
tetapi alangkah terkejutnya, mendadak mendung
dan kilat datang lagi seperti sedang mengejarnya.entah bagaimana mulanya saat
itu terjadi pertempuran antara ki Ageng Selo dg bledeg yg sedang menyamgar
kearah kepalanya..demi untuk keselamatan jiwanya, maka kemudian ki Ageng Selo
berdiri tegak ditengah sawah sambil tangan kanannya menuding kearah bledeg yang
sedang mengamuk.
begitu bledek melihat musuhnya sedang berdiri tegak,
seketika ” DUUOOOORRRRR ” kepala ki Ageng selo disambarnya. sebagian
murid beliau yg kebetulan menyaksikan peristiwa itu mengira gurunya akan hancur
lebur seketika. seperti tidak percaya mendadak mata mereka dikejutkan
oleh pemandanggan yg aneh. sekonyong-konyong seperti ada benda raksasa serem
dan menakutkan telah diikat dg damen (merang) oleh sang guru sakti itu.di pohon
Gandri.
peristiwa kiAgeng Selo menangkap bledek hidup-hidup dengan
tangan kosong tersebut, dalam waktu singkat terdengar oleh pihak keeraton
demak. kemudian diutuslah beberapa prajurit agar supaya selekas mungkin
memebawa bledeg tersebut ke Demak. Ki Ageng selo memepersilahkan bledeg di bawa
ke Demak , biarlah kalau memang raja berkeinginan melihat bledeg. hanya dalam
hatinya berkata ;” biarlah nanti kita lihat saja apa kemauan sultan Demak
sebenarnya apa akan dijadikan tontonan umum di demak? ataukah ada maksud lain?
“
bledeg yg dibawa utusan raja , setalah sampai di Demak
langsung dibawa masuk ke masjid. Berbondong-bondong penduduk menuju masjid
untuk melihat bledek tersebut.
sementara itu diperintahkan juru lukis untuk
menggambar bledeg tersebut. ternyata untuk melukis bledeg tidak segampang yang
di sangka orang. pelukis sekelas Afandi mungkin tidak bisa menyelesaikan dalam
waktu singkat. Bledeg yang sedang dilukis tersebut selalu berubah bentuknya.
Ketika itu, sang pelukis baru saja menyelesaikan bagian kepala dari model
bledeg tersebut, tiba – tiba datanglah seorang perempuan tua ke masjid sambil
membawa “beruk” ( tempurung kelapa ) berisi air. nenek tersebut mendekati
bledeg kemudian menyiramkan air dari beruk ke arah bledek. sekeitika bledeg
meledak ” DUUUAAAAARRRR” .sang pelukis dan orang yg disekitarnya terpental
beberapa centimeter. bersamaan dg itu berubahlah nenek tsb menjadi seorang
laki-laki berjubah putih yg dlm waktu sekejap netra lenyap dari pandangan mata
orang-orang yg ada disekitar itu.
orang berjubah putih itu tidak lain adalah ki AgengSelo
yg tdk sampai hati melihat bledeg dijadikan bintang model dan jadi tontonan di
demak. meskipunbledeg yg telah ditangkapnya itu sebelumnya hendak mengancam
jiwanya. orag yg memilki sifat jahat dan berbahaya bagi keselamataan manusia
kalau bisa ditundukkan ke arah yg baik kelak pasti ada manfaatnya.
lukisan bledeg ( lebih tepatnya ukiran ) yg
belum selesai tersebut kemudian dijadikan pintu masjid raya DEMAK. dan disebut
” pintu bledeg” .letaknya membatasi pendopo masjid dg ruangan dalam. jadi
setiaporang yg hendak bersembahyang di masjid demak selalu dapat melihat pintu
bledeg tsb.
pintu bledeg
menurut keterangan petugas masjid Demak, dulu memang
pintu bledeg dipasang didalam masjid, tetapi utk menghindari kerusakan
akhirnya pintu bledeg yg asli disimpan di museum masjid Demak. lokasinya ada
disebelah utara masjid. sedangkan sebagai gantinya dipasang pintu bledeg
tiruan.
Sebenarnya yang dimaksud pintu bledeg ialah ” sanepo ”
atau hanya kiasan dan sindiran. Bledeg itu sebetulnya gambaran dari hawa
angkara murka yg dimiliki setiap orang. oleh karena itu sebelum orang bersembahyang
dimasjid demak diingatkan bahwa dalam dirinya ada hawa angkara murka yang harus
diperangi setiap saat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar