Pages

Minggu, 23 November 2014

Contoh Cerita Rakyat "Murwakala"

Murwakala

Alkisah pada suatu sore, Bathara Guru sedang berkeliling di sekitar daerah kekuasaannya dengan menaiki Lembu Andhini. Setelah sampai di atas atau di tengah – tengah samodra Jamuna, Bathara Guru terbayang wajah permaisurinya, Bathara Uma. Karena bayangannya tersebut, menyebabkan Bathara Guru tidak bisa menahan nafsu birahinya, yang membuat spermanya atau kamanya keluar jatuh di samodra. Lalu kama tadi diterjang ombak sampai ketepian, dan menjadi raseksa kecil yang disebut dengan Kama Salah.
Kama Salah naik kedaratan dengan tujuan untuk mencari jati dirinya. Kama Salah ingin mengetahui siapa sebenarnya ayahnya. Setelah melalui pencarian yang panjang, akhirnya Kama Salah bertemu dengan Bathara Narada. Menurut Bathara Narada, Kama Salah merupakan anak dari Bathara Guru.
Di dalam pisowanan agung, Kama Salah pada awalnya tidak dianggap anak oleh Bathara Guru. Namun karena Kama Salah marah dan membuat keributan di pisowanan agung, akhirnya Bathara Guru mengakui bahwa Kama Salah juga merupakan anaknya. Kemudian diadakan Wisodan Kama Salah ( Wisuda diakuinya Kama Salah sebagai putra Bathara Guru ) dengan diberi nama Bathara Kala. Namun belum puas akan itu, Bathara Kala meminta apa yang menjadi makanannya. Lalu Bathara Guru mengatakan bahwa makanan dari Bathara Guru adalah anak – anak sukerta.
Meski telah diperbolehkan untuk memakan makanannya, namun dalam memangsa putra – putri sukerta tersebut. Bhatara Kala tidak boleh memakannya dengan hidup – hidup. Ia harus terlebih dahulu membunuhnya lebih dulu dengan pusaka yang diberikan Bathara Guru yaitu pusaka “Bedhama”. Bathara Kala menyetujuinya dan kemudian pamit turun ke marcapada untuk mencari putra – puri sukerta.
Di pisowanan agung, Bathara Narada protes kepada Bathara Guru. Ia mengkhawatirkan jika nantinya Bathara Kala akan memakan semua anak – anak sukerta yang ada di macapada. Oleh karena itu, Bathara Guru kemudian mengutus Bathara Narada untuk menemui Bathara Wisnu dengan menyandang sebagai Dhalang Kandho Bawono untuk meminta bantuan.
Di Macapada, hiduplah seorang janda yang bernama Mpok Randha Sumawit bersama anak satu – satunya yaitu Jatus Mati. Jatus mati merupakan anak sukerta dalam golongan ontang – anting, yaitu anak satu – satunya. Karena merasa khawatir, jika nanti anaknya akan dimakan oleh Bathara Kala, Mbok Randha Sumawit meminta bantuan pada Dhalang Kandho Bawono.
Jatus Mati pergi untuk lari dari kejaran Bathara Kala. Jatus Mati kemudian mandi di Tlogo Madirdo. Karena Bathara Kala tertidur saat menunggu Jatus Mati mandi di Tlogo Madirdo, pulanglah Jatus Mati dengan selamat. Akan tetapi saat terbangun, Bathara Kala kembali mengejar Jatus Mati kembali.
Di ceritakan bahwa Mbok Randha Sumawit sudah sepakat dengan Dhalang Kondho Bawono bahwa akan mengadakan upacara ruwatan yang bertujuan untuk membantu Jatus Mati dari kejaran Bathara Kala.
Sampai pada hari ruwatan, Dhalang Kondho Bawono kemudian menggelar wayang kulit dengan lakon “Marwa Kala”
Di tengah pagelaran wayang, datanglah Bathara Kala untuk memakan Jatus Mati. Namun Dhalang Kondo Buwono melarang Bathara Kala mengganggu jalannya pagelaran wayang. Kemudian terdapat perjanjian bahwa jika ingin melihat pagelaran wayang, Bathara Kala harus menitipkan pusaka Bedomo kepada Dhalang Kondho Buwono. Setelah itu dimantrainyalah pusaka tersebut oleh Dhalang Kondho Buwono. Karena mantra tersebutlah, Bathara Kala berjanji untuk tidak memakan anak – anak sukerta yang sudah diruwat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar