Pages

Selasa, 13 Maret 2018

Analisis SWOT Perpustakaan Sekolah SD Negeri Kebonsari 1


Analisis SWOT Perpustakaan Sekolah
SD Negeri Kebonsari 1
Ds. Kebonsari RT 05 / RW 03 kecamatan Dempet, kabupaten Demak

SD Negeri Kebonsari 1 merupakan salah satu sekolah dasar dengan 119 siswa yang terdapat di desa Kebonsari, kecamatan Dempet. Sejak tahun 2011, sekolah dasar ini membangun sebuah perpustakaan sekolah dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ). Secara umum, perpustakaan di SD N Kebonsari 1 ini terbilang cukup baik diantara kalangan perpustakaan sekolah SD di kecamatan Dempet. Akan tetapi, jika memandang dalam segi kelayakan yang menyeluruh. Perpustakaan ini dapat dikatakan belum begitu baik. Berikut merupakan analisis SWOT, yaitu yang dikaji dalam bentuk Strengths ( kekuatan ), Weaknesses ( kelemahan ), Opportunities ( peluang/ kesempatan ) dan Threats ( Ancaman). 

1.      Strengths ( kekuatan )
Pada perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari ini dalam hal kekuatan, perpustakaan ini sudah memiliki kekuatan yang cukup baik untuk sekelas perpustakaan sekolah dasar di kecamatan Dempet. Hal ini secara rinci ditandai dengan :
1)      Gedung yang cukup baik. Gedung perpustakaan ini terbilang baru, karena dibangun pada tahun 2011.
2)      Pencahayaan yang memadahi. Desain gedung perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari 1 kebanyakan memanfaatkan pencahayaan alami dari sinar matahari. Hal ini ditandai dengan penyediaan jendela yang cukup pada gedung ini, agar sinar matahari dapat masuk secara menyeluruh. Sehingga ketika terdapat siswa ataupun guru yang berkunjung ke perpustakaan untuk membaca tidak mengalami kesulitan.
3)      Sirkulasi udara yang memadahi. Sirkulasi udara ini merupakan faktor penting dalam sebuah perpustakaan. Karena dengan adanya sirkulasi udara yang baik. pengunjung perpustakaan pun akan merasa nyaman untuk berada di perpustakaan. Sirkulasi udara yang baik ini ditandai dengan adanya jendela dan fentilasi udara yang memadahi.
4)      Terdapat label nama untuk setiap rak buku. Label nama ini berfungsi untuk mempermudah pengunjung perpustakaan dalam mencari buku berjenis fiksi, ilmiah dan lain sebagainya.
5)      Keadaan perpustakaan yang bersih dan rapi. Perpustakaan sekolah ini cenderung rapi dan bersih. Karena setiap harinya, pustakawan biasanya membersihkan dan merapikan perpustakaan ini.
6)      Pustakawan yang ramah. Di dalam perpustakaan ini memiliki seorang pustakawan. Pustakawan tersebut terbilang cukup ramah.

2.      Weaknesses ( kelemahan )
Selain memiliki kekuatan yang cukup memadahi, perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari 1 ini juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar. Kelemahan tersebut utamanya terdapat pada bidang teknologi. Secara rinci, kelemahan yang terdapat dalam perpustakaan ini adalah sebagai berikut.
1)      Segala kegiatan pelayanan dalam perpustakaan sekolah ini masih menggunakan sistem manual. Karena dalam perpustakaan ini tidak terdapat komputer maupun printer. Komputer dan printer disediakan di ruang guru saja. Meskipun demikian, terkadang pustakawan / petugas perpustakaan membawa laptop pribadi.
2)      Koleksi buku yang kurang. Keadaan ini tentunya didasari karena kurangnya biaya dalam pengadaan buku. Kebanyakan buku yang terdapat dalam perpustakaan sekolah ini merupakan buku yang diperoleh dari dana BOS. Jadi pengadaan buku ini bergantung pada dana dari BOS.
3)      Hanya terdapat meja, kursi dan rak buku. Secara umum, untuk memancing minat membaca siswa, dalam segi desain kurang menarik karena hanya terdapat meja, kursi dan rak buku saja.

3.      Opportunities ( peluang/ kesempatan )
Dalam kaitannya dengan kekuatan dan kelemahan, tentunya suatu perpustakaan memiliki peluang atau kesempatan agar dapat semakin berkembang. Berikut merupakan peluang atau kesempatan yang didapatkan dari perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari 1 :
1)      Melakukan kerjasama dengan sebuah penerbit, agar mendapatkan stok buku. Sehingga koleksi buku di perpustakaan sekolah SD Negeri Kebonsari 1 ini memadahi dan terpenuhi. Minat baca siswa pun dapat semakin meningkat.
2)      Pengadaan teknologi, seperti komputer untuk meningkatkan pelayanan sekolah. Pengadaan komputer ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan pemerintah ataupun dengan pengadaan uang pribadi sekolah.
3)      Pengadaan sistem online. Hal ini diperlukan karena mengingat dewasa ini banyak siswa yang telah memiliki smartphone, maka dari itu perlu dibentuk perpustakaan sekolah online. Selain itu meningkatkan kualitas perpustakaan, hal ini juga diperlukan sebagai bentuk tindakan pencegahan atau penanggulangan dari ancaman yang terjadi.

4.      Threats ( Ancaman )
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini perkembangan zaman secara tidak langsung berperan penting dalam perkembangan perpustakaan. Peran ini wujudnya dapat berupa suatu ancaman. Selain perkembangan zaman, terdapat faktor – faktor lain pula. Ancaman ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu ancaman dari luar dan dalam yang diantaranya adalah sebagai berikut.
1)      Dalam
Ancaman dari dalam adalah ancaman yang bersumber dari dalam perpustakaan itu sendiri baik berhubungan dengan sistem, keadaan maupun pelayanan. Berikut merupakan bentuk – bentuk ancaman dari dalam.
(1)   Kurangnya koleksi buku. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai kelemahan, akan tetapi jika dikaji lebih menyeluruh dengan memandang berbagai aspek yang ada, keadaan ini dapat dikategorikan menjadi suatu ancaman pula. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika koleksi buku kurang, maka minat baca siswa pun kurang. Minat baca siswa yang kurang dapat menurunkan kunjungan dari siswa.
(2)   Pelayanan yang masih manual. Karena masih menggunakan sistem manual, tentunya hal ini akan merepotkan, selain itu, siswa pun jadi kurang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan. Jika siswa tidak tertarik dengan perpustakaan, maka dapat dipastikan bahwa perpustakaan akan jarang dikunjungi oleh siswa
2)      Luar
Ancaman dari luar adalah ancaman yang bersumber di luar keadaan perpustakaan itu sendiri. Berikut merupakan bentuk – bentuk ancaman dari dalam.
(1)   Sudah tersedianya buku yang dapat diunduh secara online. Karena sudah berkembangnya zaman, maka siswa lebih memilih untuk mengunduh buku secara online. Hal tersebut dilatarbelakangi karena faktor kepraktisan. Keadaan ini secara tidak langsung dapat membuat perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari menjadi sepi pengunjung, sebab siswanya lebih memilih untuk mengunduh buku secara online.
(2)   Sudah banyak siswa yang menggunakan smartphone. Keadaan ini tidak dapat dipungkiri lagi, karena mengingat dewasa ini kehidupan secara ekonomi warga Indonesia cukup meningkat. Jadi para orangtua biasanya membekali anak – anak mereka dengan smartphone. Penggunaan smartphone ini dapat menjadi ancaman bagi perpustakaan, karena segala informasi yang didapat oleh siswa dapat dilakukan dengan mengandalkan internet tidak harus berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, penggunaan smartphone ini juga dapat membuat minat baca siswa berkurang. Karena siswa lebih tertarik untuk bermain smartphone dibandingkan dengan berkunjung ke perpustakaan. 


3 komentar: