Contoh Naskah Drama "Bileng"

BILENG 

oleh Alfina Iftihani

Tokoh dan penokohan
1. Doyok (Muka pas-pasan, Orang kampung, Masih suka berdialeg dengan
logat daerahnya, Ramah,, Baik, Deramawan, Konsentrasinya tinggi)

2. Torang (Muka lumayan ganteng, Orang Batak, Keras, Penolong)
3. Raisa (Gadis cantik, Orang Sunda, Suka menolong, Baik hati, Dermawan)
4. Ratih (Gadis manis, Orang Keraton, Pelit, tapi Suka menolong, Selalu
memakai adat keraton saat beraktivitas sepeti makan dan bertamu)
5. Dinggo (Cowok tampan, Orang Jakarta, Kaya raya, Suka pamer tapi

demawan, Sukanya bohongin teman, Jail)

Latar :
Di kampus daerah Semarang

BABAK I
ADEGAN I
LAMPU MENYOROT PERLAHAN-LAHAN KE ARAH DOYOK DAN RATIH YANG
TENGAH ASYIK MEMBACA BUKU DI BANGKU TAMAN KAMPUS. RATIH
MEMPERHATIKAN DOYOK TERUS-MENERUS.
1. RATIH
Baca buku apa, Yok?
(DOYOK TAK MENJAWAB PERTANYAAN RATIH) (DIA HANYA MELIRIK RATIH
SESAAT) (MELANJUTKAN MEMBACA BUKU LAGI)
2. RATIH
Maaf, Yok. Aku lupa kalau kamu tak suka diganggu saat membaca ya. Yasudah lanjutkan
saja. (RATIH MEMBACA BUKU KEMBALI)
SUASANA HENING. RATIH DAN DOYOK TAK BBERCAKAP LAGI. LAMPU MERAH
MENYOROT PERLAHAN KE ARAH DINGGO YANG MUNCUL DARI BALIK
PANGGUNG.
3. RATIH
Kok kamu ke sini sendirian? Yang lain mana?
4. DINGGO
Gue kantongin. Hahahahaha
5. RATIH
Susah ya kalau bicara sama tukang ngibul. (MENGUSAP JIDAD DAN RAMBUT
SAMPAI KE BELAKANG KEPALA)
6. DINGGO
Gue gak tau mereka dimana, Tih. Sumpeh deh. (MENGACUNGKAN DUA JARI KE
ARAH RATIH)

RATIH DAN DINGGO MASIH SAJA MERAMAIKAN SUASANA TAMAN KAMPUS,
TETAPI DOYOK TAK MENGHIRAUKAN MEREKA BERDUA. DOYOK MASIH FOKUS
PADA BUKU BACAANNYA.
7. DINGGO
Superior gak mau diganggu tuh. Gile, bacaannya tebal amat, coy. (MEMEGANG-
MEGANG BUKU YANG SEDANG DIBACA OLEH DOYOK)
8. RATIH
Heh kota. Jangan kamu ganggu dong Si Doyok. Lagi serius tuh. Awas ya kalau berani
membuyarkan konsentrasinya Doyok. Rak bakalan aku ngajak kowe neng Solo mengko.
9. DINGGO
Loe ini ngomong apa sih? Gue gak paham bahasa loe yang terakhir tadi.
10. RATIH
Sudahlah lupakan. Aku mau makan dulu.
11. DINGGO
Wah Olos…mau dong, Tih. Miinta ya.
12. RATIH
Kamu kan punya duwit sendiri, sana beli. Jangan minta dong!!!
13. DINGGO
Gue salah minta sama orang pelit ya.
14. RATIH
Biarin. Pelit pangkal kaya lho.
SUARA HANDPHONE DINGGO BERBUNYI. RAISA MENGIRIM PESAN PADA
DINGGO.
(NENG LAGI JAJAN DI DEPAN KAMPUS DENGAN TULANG TORANG. AKANG NITIP
APA? SAMA TEMAN-TEMAN YANG LAIN GAK, KANG? TANYAIN JUGA YA KANG
MEREKA MAU APA?)
15. DINGGO
Jadi orang tuh kayak Raisa nih, baik hati, Dermawan. Cantik kalau pelit mah gak bakalan
laku. Hahaha.

16. RATIH
Biarin. Buktinya aku sudah punya pacar. Berarti laku dong. Haha.
17. DINGGO
Paling juga lakunya karena loe paksa biar gak kabur kan. Hahahaha.
18. RATIH
Maaf ya, mas. Saya tidak mungkin setega itulah. Cinta ya datangnya dari hati. Dari sini
nih.” (MENUNJUK DADANYA SAMBIL MEMBUNGKUK SEDIKIT) Emangnya di
Semarang ini, lelaki Cuma satu saja. Kalau pun saya tidak dapat dari Semarang, kan aku
juga bisa cari di rumah, ya di Solo. Hahahaha. (TERTAWA LEPAS)
(RATIH DAN DINGGO MASIH SAJA ASYIK DENGAN MASALAHNYA. SEMENTARA
DOYOK TAK SEDETIK PUN MENGHIRAUKAN KERAMAIAN RATIH DAN DINGGO)
LAMPU PANGGUNG REDUP. SUASANA BERGANTI.
ADEGAN 2
LAMPU PANGGUNG MULAI MENYALA. SUASANA BERGANTI DI KANTIN KAMPUS.
RAISA DAN TORANG TENGAH DUDUK DI SALAH SATU BANGKU KANTIN YANG
BERKURSI LIMA.
19. RAISA
Duh..lama banget atuh Si Akang Dinggo. Nanti mah makanannya keburu dingin.
(MENGAMATI KEADAAN SEKELILING DENGAN MENENGOK KE KANAN DAN
KIRI)
20. TORAN
Hei kau sabar lah, Neng. Paling bentar lagi sampai sini orangnya. Biasanya kau paling
sabar sendiri lah.
21. RAISA
Oh iya ya, Tulang. Tapi kan kita udah di sini setengah jam atuh. Berjalan dari taman
kampus ke kanttin aja paling juga hanya lima menit lah. (MENGHELA NAPAS)
(MENYANDARKAN PUNDAKNYA PADA PPUNGGUNG KURSI)
22. TORANG
Sabar lah, Neng. Paling mereka bertiga bentar lagi sampai.

23. RATIH
Ya, Tulang. Neng sabar ini.
RATIH DAN DINGGO MUNCUL DARI BALIK PANGGUNG. MEREKA MEMASANG
WAJAH MURAM. MEREKA MASIH BERTENGKAR DENGAN NADA PELAN SEPERTI
BISIK-BISIK.
24. RATIH
Neng tau mah kenapa Akang Dinggo dan Ratih lama. Pasti bertengkar dulu kan. Bisa
kagak atuh sehari tak adu mulut.
25. TORANG
Kau cem mana lah, Neng. Mereka berdua ini nanti mau jadi pasangan ter-hot. Ya harus
bertengkar terus lah, setelah itu baru bermesraan, biar nanti nak jadi juaranya.
26. DINGGO
Loe kate itu apaan? Kompetisi?
27. RATIH
Tau tuh si Eneng.
28. RAISA
Neng sama Tulang Torang ya jenuh atuh ngelihat kalian bertengkar terus, tak ada akurnya.
Kayak kucing sama tikus malah, Tom and Jerry. Tidak pernah akur.
29. RATIH
Kota tuh yang mulai. (MENUNJUK WAJAH DINGGO)
30. DINGGO
Apaan? Kok gue lagi yang kena. Dasar keraton.
31. TORANG
Ai sudahlah sudah, pusinglah awak dengar kau bercakap tak penting macam itu. Sekarang
Doyok dimana ini?
32. DINGGO
Superior masih baca buku di taman.
RATIH, RAISA, DINGGO, DAN TORANG MULAI MENYANTAP MAKANANNYA
BERSAMA DI KANTIN.

33. DINGGO
Liat tuh keratin kalau makan lama amet coy. Dia pikir di rumahnya apa.
34. RATIH
Kamu berisik banget ya, kota. Suka suka aku dong mau makan model apa.
35. DINGGO
Tapi kita ini nungguin loe, keraton. Buruan ngapa makannya.
36. RAISA
Sudahlah tak usah bertengkar mulu. Neng pusing dengerinnya. Lagian juga tak apa atuh
Ratih makannya lama, toh kita juga masih nunggu Doyok kan.
37. TORANG
Ai benar kali tu cakap Neng Raisa.
38. DINGGO
Raisa top lah pokoknya. (MENGULURKAN JEMPOL PADA RAISA)
DOYOK TAK JUGA MENYUSUL RAISA, RATIH, DINGGO, DAN TORANG DI KANTIN.
MEREKA BEREMPAT PUN JENUH MENUNGGU. MEREKA BERGEGAS MENUJU
TAMAN KAMPUS. NAMUN, KETIKA HENDAK DISUSUL, DOYOK MUNCUL.
39. DOYOK
Sorry yak, kula telat. Soale ngrampungke maos bukune disik.
40. RAISA
Eh Kang Doyok. Tak apa kok kang. Tenang saja.
DOYOK MENEMPELKAN PANTATNYA DI KURSI. LAMPU PANGGUNG MEREDUP
DAN MATI.
ADEGAN 3
DOYOK DUDUK DI KURSI KULIAH YANG MENANDAKAN SETTING BERADA DI
DALAM KELAS. TORANG MASUK PANGGUNG. LAMPU PANGGUNG NYALA.
41. TORANG
Ei ada Awak Doyok. Kenapa kau baca buku nonfiksi terus. Apa tak bosan? Coba lah
sekal-kali baca komik.

42. DOYOK
Tulang piye tho, dikira aku cak TK opo?
43. TORANG
Ya tidak lah. Kan buat hiburan.
44. DOYOK
Hiburan kuwi deleng komedi, Tulang. Dudu maos buku. Tulang kwi piye tho? Mosok
hiburan kok diwoco. Hahaha.
(TORANG HANYA TERSENYUM SAMBIL MENGGARUK KEPALA MENDENGAR
JAWABAN DOYOK) (TORANG IKUT MEMBACA BUKU BERSAMA DOYOK)
LAMPU REDUP SETELAH BUKU DIBUKA OLLEH TORANG.

BABAK II
ADEGAN 1
LAMPU PANGGUNG MENYOROT PELAN KE ARAH RAISA DAN RATIH. RAISA DAN
RATIH SEDANG BERBINCANG-BINCANG DI DEPAN KANTOR JURUSAN.
45. RATIH
Sa, aku nanti mau ke perpustakaan jurusan. Kamu temani aku ya.
46. RAISA
Iya, gampang. Kita ke taman dulu yuk, kumpul.
47. RATIH
Sorry, Sa. Aku udah ada janji nemui Bu Leni sekarang e. gimana yo?
48. RAISA
Yaudah. Nanti nyusul ya, Neng.
49. RATI
Tapi bukane anak-anak ini lagi di kelas ya, Sa. Bukannya kuliah drama?
50. RAISA
Bentar aku cek jadwal mereka dulu ya.

RAISA MEMBUKA LEMBARAN KERTAS YANG DI DALAMNYA BERISI JADWAL-
JADWAL KULIAH MILIK RATIH, TORANG, DINGGO, DAN DOYOK.
51. RATIH
Gimana
52. RAISA
Hari ini yang kuliah indoor atuh Akang Doyok sama Akang Torang. A’ak Dinggo lagi
kuliah outdoor di lapangan.
53. RATIH
Kamu ke kelasnya Doyok sama Torang dulu ya, Jeng. Tadi aku lihat Bu Mimi tak masuk,
jadi mereka pasti kosong. Mengko tak susul.
(RAISA MENGANGGUK)
RAISA PERGI MENINGGALKAN PANGGUNG. LAMPU PANGGUNG REDUP.
ADEGAN 2
SETTING BERGANTI DI KELAS. LAMPU PANGGUNG MENYALA MEYOROT KE
ARAH TORANG DAN DOYOK YANG SUDAH ADA DI KELAS.
RAISA MUNCUL DARI SAMPING PANGGUNG. LAMPU MENYOROT KE ARAH RAISA.
54. RAISA
Hai Akang-akang, abdi tadi mah nungguin akang di kantin, kunaon atuh tidak muncul?
55. TORANG
Sini dong, Neng. Kelas dari tadi emang sepi lah. Kau hendak tak sms, tapi kelupaan.
Habisnya keasyikan sama Doyok.
56. DOYOK
Pada ngapain saiki kanca-kanca, Sa? Kenapa ora pada ke sini?
57. RAISA
Mungkin bentar lagi atuh, Kang.
58. TORANG
Ai tungguin aja lah.

LAMPU PANGGUNG REDUP. DINGGO MUNCUL DARI SAMPING PANGGUNG
MEMBAWA BUNGKUSAN JAJAN.
59. DINGGO
Hay guys. Gue bawa jajan nih buat kalian. Tadi gue ketemu sama Si Keraton di depan,
katanya kalian pada ngumpul di sini. Jadi, gue langsung ke sini aja deh. By the way udah
sampai mana nih percakapannya?
60. RAISA
Kang Dinggo telat. Kita mah udah ngobrol banyak tau
(TORANG DAN DOYOK HANYA TERSENYUM) (DINGGO CEMBERUT DAN
MENUNDUK) (RAISA TERSENYUM KECIL)
61. RAISA
Bohong bohong, Kang. Kita baru aja kumpul atuh. Tenang saja lah, Kang. Tak akan ada
rahasia diantara kita.
62. TORANG
Macam lagu saja perkataan kau tu, Neng.
63. DOYOK
Nek lagu yo judule Jangan Ada Dusta Diantara Kita, bukane malah Jangan Ada Rahasia
Diantara Kita. Piye tho kowe iki, Lang.
64. RAISA
Saha??? Lang? Saha atuh? (MENGERUTKAN DAHI)
65. DOYOK
Ya kan, Lang. Tulang maksude kuwi, Neng Raisa.
66. RAISA
Ouuu. Neng teh baru sadar atuh. (TERSENYUM MANIS)
(DINGGO MENATAP RAISA SANGAT TAJAM) (MATANYA TAK BERKEDIP)
(BIBIRNYA TERSENYUM SENDIRI)
67. DINGGO
Indahnya dunia itu kalau lihat senyumnya Neng Raisa yang cantik tuh.
68. TORANG

Gombal aja lah kau, Lik. Sudah berapa cewek yang ketipu rayuan kau tu?
69. DINGGO
Ini benar, Tulang. Aku tak berbohong tau.
70. TORANG
Hemmm…… (TERSENYUM CUEK)
LAMPU PANGGUNG MULAI REDUP DAN MENGARAH PADA TUMPUKAN BUKU
YANG ADA DI ATAS MEJA, DI SAMPING MEJANYA DOYOK DAN RAISA.
(DOYOK MULAI MEMBUKA BUKU) (RAISA IKUT MEMILIH BUKU) (RAISA
MEMBUKA BUKU BACAAN FIKSI)
71. TORANG
Ai baca apa lah kau, Lik. Sepertinya serius kali. (MENGHAMPIRI DOYOK DAN
DUDUK DI SAMPING DOYOK)
72. DINGGO
Loe kayak gak tau superior aja. Bacaannya pasti ya buku nonfiksi terus lah.
73. DOYOK
Iki kumpulan cerpen, dudu nonfiksi. (SAMBIL MEMBACA)
74. TORANG
Hahahaha. Payah kali lah tebakan kau, Lik. Salah besar. Haha. (TERTAWA LEPAS TAK
HENTI-HENTI)
75. DINGGO
EGP ah. Gak gue pikirin. Hehe. Eh kok keraton tak ke sini, nyasar apa lupa jalan ke kelas
ini. Hahahaha. (TERTAWA LEPAS)
76. DOYOK
Mengko yo jebol dewe kok. Sabar. (MASIH DENGAN MEMBACA BUKU)
(DINGGO MENATAP TEMAN-TEMANNYA DENGAN TERSENYUM) (JARI TELUNJUK
DINGGO SELALU DIARAHKAN KE JIDADNYA) (DINGGO MEMIKIRKAN TEMPAT
YANG LEBIH ASYIK UNTUK BERCAKAP-CAKAP BERSAMA TEMAN-TEMAN
DEKATNYA ITU)
77. DINGGO

Kita pindah ke taman kampus aja yok. Gak enak kalau nanti buat kuliah lagi.
(RAISA DAN DOYOK MEMBERESKAN BUKU-BUKU DI ATAS MEJA)
LAMPU PANGGUNG REDUP. RAISA, DOYOK, TORANG, DAN DINGGO
MENINGGALKAN PANGGUNG.
ADEGAN 3
LAMPU PANGGUNG NYALA. ADA DUA KURSI PANJANG DI TAMAN KAMPUS. DI
KURSI TAMAN ADA RAISA, DOYOK, TORANG, DAN DINGGO.
78. TORANG
Neng, cobalah kau sms Si Ratih.
79. RAISA
Ya Tulang. (MENGELUARKAN HP DARI SAKU)
(PESAN TERKIRIM KE RATIH) (RAISA MENDAPAT BALASAN DARI RATIH)
(YA, SA. NANTI AKU NYUSUL KE TAMAN. KALIAN TUNGGU SAJA, YA. SAYA
SEDANG RESPONSI. INI NUNGGU GILIRAN UNTUK MAJU. DOAKAN SUKSE!!!)
(RAISA MEYERAHKAN HANDPHONNYA PADA TORANG DAN DINGGO) (TORANG
DAN DINGGO MEMBACA PESAN DARI RATIH) (DOYOK SEDANG ASYIK MEMBACA
BUKU YANG SEDARI TADI DIBACA DI KELAS)
80. RAISA
Terus agendanya ini apa atuh?
81. TORANG
Bercakap-cakap saja lah di sini. Bukannya kalau tak ada jam kuliah memang selalu
bercakap bersama kita, Neng.
82. RAISA
Iya. Abdi mah tau, tapi ini teh mau bahasnya apa, Akang?
83. DINGGO
Bahas cintaku padamu aja. (MENGEDIPKAN MATA KE ARAH RAISA)
84. RAISA

Dasar penyakit lama. (MANYUN)
85. TORANG
Kau kalau ngincar orang, jangan sobat kau sendiri lah, Lik. Tak baik tu buat kelangsungan
hubungan kita nanti.
86. RAISA
Biarin aja, Tulang. Kepribadiannya ganda tuh.
(DINGGO TERSENYUM CENTIL PADA RAISA)
87. DINGGO
Gue mau ngomong serius, Neng. Tapi kalau udah lengkap dong personil kita. Ini kan
kurang Si Keraton. Jadi, tungguin dulu aja lah.
88. DOYOK
Nek rep ngomong yo ngomong wae, Nggo. Rak usah ditunda-tunda. Mengko keburu supe.
89. DINGGO
Nah, ini nih masalahnya. Ada pada bahasa berbicara kita.
90. TORANG
Maksud kau apa, Lik?
91. DINGGO
Kita selalu miss communication gara-gara bahasa, Lang. coba kau pikirkan, kita itu masih
memakai bahasa daerah sendiri-sendiri. Kalau kayak gue mah bahasa daerahnya tetep aja
Bahasa Indonesia, walaupun Indonesia gaul.
92. TORANG
Bener kau lah, Lik. Awak juga sering tak paham sama bicaranya Doyok. Kalau Ratih kan
tetap pake Bahasa Indonesia, Lik. Walaupun ada campurannya Bahasa Jawa.”
(MENGHELA NAPAS) “Kau dan Raisa juga bicaranya selalu pake Bahasa Indonesia
kan, Lik. Cuman, kau pake Indoonesia gaul dann Raisa pake Indonesia Sunda.
(WAJAHNYA TEGANG)
93. DINGGO
Nah, itu yang jadi masalahnya, Lang.
94. RAISA
Yasudah kalau gitu, kita buat kesepakatan saja.

95. TORANG
Kesepakatan hitam di atas putih atau nggak, Neng. Lalu pake materai ato tidak? Macam
film-film FTV itulah.
96. RAISA
Tak usah atuh, Kang. Kita saling mengingatkan saja. Sesama sahabat tak usah saling
menyiksa atuh.
97. DOYOK
Lha nek aku rak bisa piye?
98. DINGGO
Kau harus biasakan dong, Yok. Bukttinya kau di kelas cerdass saat presentasi, mahir
menyampaikan materi dengan Bahasa Indonesia. Ini kan Bahasa Nasionalis kita, tak akan
ada orang yang tak paham lah.
99. TORANG
Kau cem mana lah, Lik. Ya jelas semua orang tahu dan paham Bahasa Indonesia lah. Jelas
kita tinggal di Indonesia. Cuman, kita perlu membiasakannya saja pada diri Doyok.”
100. DOYOK
Saya akan berusaha seingat saya. Doakan saya tak lupa untuk menggunakan Bahasa
Indonesia ya”
101. RAISA
Nah…itu bisa kan. Kang Doyok hebat mah.
102. TORANG
Awak dukung kau, Lik. Awak akan tegor dan ingatkan kau, macam kau tak ingat kalau
bercakap pake Bahasa Indonesia sekarang.”
(DINGGO TERTAWA LEPAS) (DINGGO MEMELUK DOYOK) (TORANG DAN RAISA
TERSENYUM TERUS SAMBIL SALING PANDANG)
LAMPU PANGGUNG MEREDUP. DOYOK, DINGGO, TORANG, DAN RAISA
MENINGGALKAN PANGGUNG. SETTING BERGANTI.

BABAK III
ADEGAN 1
LAMPU PANGGUNG MENYALA. SETTING BERGANTI DI BANGKU DEPAN
HALAMAN GEDUNG JURUSAN. LAMPU MENYOROT KE ARAH RATIH DAN RAISA
YANG SEDANG DUDUK BERDUA DI BANGKU.
103. RAISA
Tih, besok kalau kamu tidak sibuk, aku mau diajarin nyulam ya.
104. RATIH
Iya, Neng. Tenang deh.
105. RAISA
Sekarang aku ngomongnya tidak campur lagi sama bahasa sunda. Hahahaha. (TERTAWA
LEPAS)
106. RATIH
Sama, Sa. Aku juga. Akan tetapi lebih nyaman seperti ini ya. Kita jadi ngomongnya gak
campur-campur kayak es. Hahaha.
DOYOK DATANG DARI BELAKANG PANGGUNG. LAMPU MENYOROT KE ARAH
DOYOK.
107. DOYOK
Ini buat kalian. (MEYERAHKAN DUA BUAH BUKU PADA RAISA DAN RATIH)
108. RAISA
Apa ini, Kang? (MENERIMA BUKU DARI DOYOK) (MEMBOLAK-BALIK BUKU
DARI DOYOK)
109. RATIH
Ini buku trilogi ya, Yok? (MEMBOLAK-BALIK BUKU YANG DIPEGANGNYA)
110. DOYOK
Iya, itu bukuku. Baru terbit kemarin.

111. RAISA
Wah…kamu jadi nerbitin buku juga, Kang? Kok tidak bilang-bilang sih. Selamat ya
Akang. (MENJABAT TANGANNYA DOYOK)
112. RATIH
Iya, Yok. Kau hebat. (MEMBERI JEMPOL)
113. DOYOK
Kalian jangan berlebih lah.
114. RATIH
Tidak kok yok. Sepertinya kita peru memberikan dua penghargaan bagimu. Satu
penghargaan karena kamu sudah lancar berbincang dengan Bahasa Indonesia, yang kedua
penghargaan untuk penerbitan buku ini. Yeee.
(DOYOK HANYA TERSENYUM) (RAISA MENGIRIM PESAN PADA DINGGO DAN
TORANG AGAR BERGABUNG BERSAMANYA DI BANGKU DEPAN HALAMAN
GEDUNG JURUSAN)
DINGGO DAN TORANG MUNCUL DARI SAMPING PANGGUNG. LAMPU PANGGUNG
MENYOROT KE ARAH MEREKA BERDUA. KICAUAN BURUNG MENGIRINGI
LANGKAH MEREKA.
115. TORANG
Wah ini penulis muda kita. Doyok Subagyo. (TERSENYUM LEBAR) “Ai selamat ya,
Lik. Kau hebat kali lah.”
116. DINGGO
Superior ya harus menciptakan master piece lah. Sudah lama gue tungggu kabar ini,
kenapa baru sekarang? (MENEPUK BAHU DOYOK) Tapi selamat ya, bro. Loe bene-
bener udah buktiin kalau loe hebat. Keren. (MEMELUK DOYOK DAN MEMBERI
JEMPPOL PADA DOYOK)
117. DOYOK
Terima kasih ya kawan, kalian terbaik lah pokoknya.

118. DINGGO
Kita yang bangga punya kawan kayak loe, superior. (MENGELUS-ELUS BAHUNYA
DOYOK) “Gue bakalan jadi pembaca setia loe.”
119. RATIH
Gak Dinggo aja, Yok, tapi kita semua yang ada di sini bakalan dukung loe sampai puncak
kesuksesan.
120. DOYOK
Terima kasih ya, kawan. Terima kasih banget.
KERAMAIAN TERCIPTA DI DEPAN HALAMAN GEDUNG JURUSAN. DOYOK, RATIH,
RAISA, DINGGO, DAN TORANG HANYUT DALAM KEADAAN BAHAGIA. LAMPU
PANGGUNG MEREDUP PERLAHAN.
(DOYOK MEMEGANG KEPALANYA SECARA TIBA-TIBA)
121. DOYOK
Aduh bileng.
122. RATIH
Kamu kenapa yok?
123. RAISA
Apaaa?? Bileng? Itu apa, Tih?
124. DINGGO
Sepertinya Doyok sedang sakit. Kepalamu kenapa, Yok? (MEMEGANG KEPALANYA
DOYOK)
125. DOYOK
Bileng ini. Aduh bileng. Sakit. (TERUS MENEKAM KEPALANYA)
126. TORANG
Bileng itu makanan apa lah? Kau mau apa, Lik Doyok. Jawab saja dimana aku bisa cari
bileng?
127. RATIH
Bileng itu sepertinya Bahasa Jawa, Lang. Tapi aku tak ngerti artinya apa, soalnya gak ada
dalam Bahasa Jawa daerahku.

128. RAISA
Aduh..sabar ya, Kang. Aku juga tak tahu bileng itu apa. Mungkin semacam permainan.
Aduh apa ya? (MEMEGANGI KEPALANYA)
129. DINGGO
Di saat gentingg kayak gini, jangan bercanda dulu lah, Neng. (MEMEGANGI TUBUH
DOYOK)
130. RAISA
Tapi Neng pusing Ak, bingung. Baru kali ini Neng denger kata bileng.
131. TORANG
Aduh cem mana ini. Kenapa tak ada yang tahu artinya? (MEMEGANG KEPALANYA)
132. RATIH
Gue biar cari bantuan ke KSR dulu ya.
133. TORANG
Kau yakin, Tih. Ini Doyok palanya kayak mau pecah. Sudah nahan sakit tu oranggnya.
Kalau ke KSR keburu lama lah, koid nanti.
134. RAISA
Tulang Torang jaga bicaranya ya!! Ini teman kita..
135. TORANG
Ai benar. Ini Si Doyok juga setengah sadar kan, kalau ke KSR lama lah. Pos KSR jauh
kali tu.
136. DINGGO
Sudah sudah, jangan rebut sendiri. Lang, cobalah kau ke jurusan Bahasa Jawa. Tanyakan
apa arti “bileng”. Kalau nggak y aloe stop anak yang pake bahasa Jawa.
TORANG BERLARI BURU-BURU KE LUAR PANGGUNG UNTUK MENCARI
INFORMASI TENTANG BILENG.
ADEGAN 2
TORANG KEMBALI LAGI KE PANGGUNG. MUNCUL DARI BELAKANG PANGGUNG.
LAMPU PANGGUNG MENYOROT PADA TOORANG. TORANG.

137. TORANG
Ini aku bawakan obat. Kata anak Jawa, bileng itu pusing lah. (MENYERAHKAN OBAT
PADA DOYOK)
138. DOYOK
Aduh…tolong bantu aku ke Klinik. Ini pusing sekali.
139. DINGGO
Yak ayo, Lang. Kita bawa Si Doyok ke klinik.
ADEGAN BERAKHIR SETELAH DINGGO DAN TORANG MENGANGKAT TUBUH
DOYOK UNTUK DIBAWA KE BELAKANG PANGGUNG. LAMPU MULAI MEREDUP.
PAGGUNG TERTUTUP OLEH LAYAR.